Selasa, 22 November 2011

Sampah Antariksa????

Mungkin sebagian orang sudah pernah mendengar kata-kata ini. Namun bagi sebagian orang lainnya mungkin masih bertanya-tanya apakah sampah Antariksa itu? Darimanakah ia berasal? Lalu apakah hubungannya dengan kehidupan manusia di Bumi? Dalam artikel ini kelompok kami akan membahas mengenai sampah Antariksa guna memenuhi tugas akhir semester Sistem Alam Semesta. Semoga bermanfaat. 



Langit adalah salah satu ciptaan Tuhan yang memiliki keindahan dan menyimpan sejuta keajaiban di dunia ini. Langit malam hari merupakan wujud kekayaan Tuhan yang ada di Bumi ini. Hamparan bintang di langit menjadi salah satu pemandangan yang wajib kita nikmati. Di langit terdapat beraneka rupa benda langit. Benda langit merupakan objek yang sangat menarik untuk diteliti. Selain mendapatkan ilmu yang bermanfaat, kita juga akan mendapatkan kesenangan tersendiri, dan menyaksikan keagungan Tuhan. Benda langit dapat tercipta karena Tuhan yang menciptakannya dan ada juga benda langit yang merupakan buatan manusia. Tidak hanya terdiri dari bulan, bintang, satelit, meteor, dan sebagainya., tetapi juga ada benda langit yang tidak banyak dikenal, dipahami, dan diketahui bahayanya oleh orang awam, yaitu sampah antariksa.

 Apa itu sampah antariksa? 




Sampah antariksa itu adalah kumpulan barang-barang sisa aktivitas ruang angkasa seperti peluncuran roket, penghancuran satelit -satelit yang sudah tidak terpakai lagi, dan lain-lain yang berada di luar angkasa dan membentuk suatu orbit. Orbit ini mengikuti suatu hukum, dimana jika ia memiliki kecepatan dan ia berada di sekitar daerah yang memiliki gaya gravitasi maka ia akan tertarik dan mengorbit di sekitarnya. Barang-barang tersebut dapat berupa bagian dari roket yang terlepas ketika diluncurkan atau satelit-satelit milik suatu negara atau instansi yang sudah tidak terpakai lagi atau telah dihancurkan diluar angkasa, atau helm milik astronot. Saat ini jumlah sampah Antariksa yang berada di luar angkasa sekitar Bumi berada dalam jumlah yang sangat besar loh! 


"Sampai akhir Maret 2004, di Antariksa masih terdapat 9.236 benda yang mengorbit bumi yang terdeteksi radar pemantau Antariksa. Dari jumlah itu 2.988 berupa satelit, baik yang masih berfungsi maupun tidak berfungsi lagi. Selebihnya 6.248 adalah sampah, berupa badan roket atau pecahan satelit atau roket. Sebenarnya, satelit yang tidak berfungsi lagi dapat digolongkan sebagai sampah juga. Hanya saja dari pemantauan radar tidak mungkin membedakan satelit yang masih berfunsi dan yang telah mati. Jadi sebenarnya jumlah sampah Antariksa mendominasi wilayah orbit satelit. Sampah Antariksa semakin padat. Amerika Serikat dan Negara-negara bekas Uni Sovyet merupakan pemilik terbesar benda Antariksa tersebut".(dikutip dari tdjamaluddin2.wordpress.com)




Diagram 1. Jenis-jenis sampah Antariksa


Berbagai Ukuran dari Sampah Antariksa
Kurang lebih sepuluh juta dari seluruh sampah luar angkasa adalah partikel-partikel kecil, kurang dari 1 sentimeter/0.39 inci (kecil banget yah!) . Partikel ini termasuk debu dari motor penggerak roket, degradasi permukaan dari produk seperti serpihan cat dari pesawat ulang alik, dan pendingin yang dilepaskan dari satelit bertenaga nuklir.
Jumlah sampah luar angkasa yang lebih sedikit adalah yang berukuran lebih besar, yaitu yang berukuran diatas 10 sentimeter (3,9 inci).  Terhadap sampah yang lebih besar, usaha yang dapat dilakukan untuk mencegah tabrakan hanyalah dengan manuver saja. Jika terjadi tabrakan dengan sampah luar angkasa yang lebih besar, dapat meghasilkan pecahan dari kerusakan benda Antariksa yang bermassa sekitar 1 kilogram (2.2lb), dan objek ini dapat menjadi tambahan resiko tabrakan. 

Gambar dibawah ini adalah contoh sampah Antariksa yang jatuh di Georgetown, Texas 22 Januari 1997 berupa tangki pembakaran dari satelit Delta 2 yang tidak lagi beroperasi kira-kira ukurannya sebesar kulkas.





















Contoh sampah Antariksa yang pernah jatuh di Indonesia
Jika dirata-ratakan, satu sampah Antariksa jatuh setiap hari sejak awal peluncuran satelit tahun 1957. Kebanyakan sampah ini berupa pecahan roket atau satelit yang habis terbakar di atmosfer. Hanya sepertiga dari 20 ribuan sampah yang jatuh berukuran cukup besar sehingga mampu bertahan sampai ke permukaan Bumi. Benda-benda tersebut umumnya jatuh di daerah tak berpenduduk sehingga tidak membahayakan.


Hingga saat ini telah ditemukan tiga buah sampahAntariksa yang jatuh di wilayah Indonesia dan telah diidentifikasi. Dua diantaranya terlihat pada gambar di atas : bekas tangki bahan bakar roket Rusia yang jatuh di Gorontalo tahun 1981 (kiri) dan Lampung tahun 1988 (kanan). 
 

Gambar di atas adalah pecahan roket milik RR Cina yang jatuh di Bengkulu tahun 2003 (atas ubin berukuran 30x30 cm).


Jadi, apa nih hubungan sampah Antariksa ini dengan kehidupan  kita yang tinggal di Bumi?
Karena jumlah sampah Antariksa di sekitar Bumi kita sekarang ini banyak banget, bahkan beberapa sumber mengatakan bahwa jumlah ini berada dalam jumlah kritis, maka sampah Antariksa ini akan dapat mengganggu kehidupan di Bumi baik secara langsung maupun tidak langsung loh. Secara langsung contohnya, sampah-sampah Antariksa yang berada di luar angkasa itu bisa saja jatuh ke Bumi seketika dan bisa saja jatuh di pemukiman penduduk. Hal itu tentu sangat membahayakan penduduk yang bermukim di sekitarnya. Selain itu sampah Antariksa juga bisa mengganggu sinyal satelit lain dari Bumi karena berbenturan dengan sampah Antariksa. Selain itu juga transmisi satelit di luar angkasa yang akan dikirim ke Bumi akan terganggu karena harus melewati sebaran sampah Antariksa yang terbuat dari bahan-bahan logam. 

Seperti dalam sebuah laporan Pentagon yang menyatakan bahwa ruang angkasa yang penuh dengan puing akibat benturan sejumlah satelit mampu menyebabkan "reaksi berantai tak terkendali" yang mampu menghancurkan jaringan komunikasi di Bumi. Ruang angkasa penuh dengan puing akibat benturan sejumlah satelit karena tabrakan dari dua keping benda Antariksa dapat menghasilkan ribuat keping sampah Antariksa baru meskipun dalam ukuran yang sangat kecil. Sistem GPS, koneksi telepon internasional, sinyal televisi ,dan prakiraan cuaca merupakan salah satu layanan yang beresiko mengalami gangguan kerusakan akibat tabrakan ini. Untuk sampah Antariksa yang orbitnya rendah, kemungkinan untuk jatuh ke Bumi akan lebih besar dibandingkan dengan sampah Antariksa yang orbitnya tinggi. Hal itu tentu saja dapat mengganggu berbagai hal di Bumi, seperti komunikasi, sinyal TV, Radio, dan lain-lainnya. Selain itu sampah Antariksa juga dapat mengganggu teleskop Antariksa dan mengganggu kualitas hasil pengamatan astronom. Pada flat foto astronomi hasil pengamatan para astronom, terdapat goresan cahaya yang diperkirakan merupakan akibat dari adanya sampah Antariksa tersebut. Dari data yang didapatkan, setiap tahun sampah Antariksa semakin banyak dan tentu saja hal ini sangat dikhawatirkan para astronom karena jika semakin banyak sampah Antariksanya maka semakin besar pula kemungkinan adanya goresan cahaya pada flat foto astronomi di hasil pengamatan itu. Gitu loh!


Terus, gimana nih pendapat para ahli mengenai hal ini?
Para ahli dari berbagai instansi terkait pun nggak cuma berdiam diri mengenai masalah ini. Mereka pun turut berbicara mengenai masalah ini. LAPAN (Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional) sudah memperingati masyarakat akan bahaya jatuhnya sampah Antariksa ini. LAPAN dan NASA memperediksi bahaya jatuh nya sampah Antariksa ke Bumi karena menumpuknya satelit atau benda-benda lain yang sudah tidak terpakai di langit. bahaya tersebut diprediksi bakal terjadi pada tahun 2012. Bahkan, pada tahun itu kemungkinan besar akan semakin banyak sampah-sampah dari langit yang masuk ke dalam Bumi. Thomas Djamaluddin, Kepala Pusat Pemanfaatan Sains Atmosfer dan Iklim Lapan mengatakan, “Pada saat itu, atmosfer Bumi akan menjadi lebih padat akibat pengaruh aktivitas radiasi matahari di saat siklus puncak. Dengan kian padat, ada hambatan bagi satelit dalam bergerak. Kecepatan menjadi semakin rendah dan lama-lama kehilangan gravitasi dan ketinggian sehingga akan mudah jatuh.”

Masa hidup atau lamanya satelit atau sampah antariksa bertahan di orbitnya sangat tergantung pada hambatan atmosfer. Semakin rendah ketinggian satelit hambatan atmosfer semakin besar karena semakin rapat. Kerapatan atmosfer juga dipengaruhi oleh aktivitas Matahari. Peningkatan aktivitas matahari dapat menyebabkan kerapatan atmosfer meningkat dan hambatan terhadap satelit juga meningkat.



Laser = solusi sampah Antariksa??
Saat ini banyak ilmuwan yang telah mengadakan rencana untuk menembakkan gelombang laser untuk memperlambat objek sampah dan menyebabkan keluarnya dari orbit Bumi. NASA sebelumnya juga telah mempertimbangkan banyak wacana untuk membersihkan angkasa luar, seperti dengan ledakan atau dengan mesin pengumpul yang terbang dan mengumpulkan sampah, bahkan mereka direncanakan untuk menggunakan laser sebelumnya, tetapi dua ide tersebut ditolak karena keterbatasan untuk mencari objek yang lebih ringan, di luar material-material yang berbahaya.




Dengan laser yang lebih kuat, kurang lebih 150 kilowatt, cukup untuk mengubah orbit hampir dari semua ukuran sampah Antariksa, mulai dari yang paling kecil (seukuran debu) akan terbakar di dalam atmosfir Bumi setelah diperlambat dan keluar dari orbit, sedangkan yang lebih besar mungkin akan diarahkan untuk jatuh di Samudra Pasifik. Biaya yang dibutuhkan untuk memindahkan objek sampah kecil akan membutuhkan beberapa ribu dolar sedangkan objek yang berukuran besar dapat mencapai 1 juta dolar.


RI berperan gak sih untuk mengatasi masalah ini?
Jangan pernah berpikir bahwa RI tidak pernah peduli dengan masalah ini. Malah di tengah ketar-ketir kepemimpinan di negeri ini, RI masih terus menunjukkan kepeduliannya pada masalah ini. Buktinya, pada tahun 2010 RI sempat mendesak agar delimitasi Antariksa segera disepakati guna memberikan kepastian hukum didalam aktivitas Antariksa. Pernyataan tersebut merupakan salah satu inti dari statemen Indonesia pada sidang ke-53 Komite Penggunaan Antariksa untuk Tujuan Damai (UN-COPUOS) yang berlangsung di Wina, 9-18 Juni 2010. Kenapa RI sebegitu pedulinya pada masalah ini????? Hal itu dikarenakan RI sebagai negara yang paling luas dibentangan khatulistiwa merasa khawatir semakin banyaknya sampahAntariksa akan membuat resah RI, karena diperkirakan sampah Antariksa banyak berkumpul di wilayah khatulistiwa.

Akan tetapi  menurut kami cara paling jitu untuk memerangi jumlah sampah Antariksa adalah dengan menjalin persahabatan didunia. Dengan begitu, negara-negara dapat saling mengingatkan untuk mengurangi produksi alat yang berpotensi menjadi sampah Antariksa mengingat biaya untuk menghancurkan si sampah yang benar-benar WAH sekali. Selain itu program penelitian mitigasi sampah Antariksa pun harus terus digalakkan. Coba bayangkan kalau tiba-tiba Anda tertimpa sampah A ntariksa! Berabe kan?


dari Indonesian voice
nih salah satu sumbernya ;)
sumber dari web LAPAN 

sumber
Sumber mengenai laser

Pac Vs Alien



Click here to play this game